Friday, February 5, 2016

Aku "Penyuka Buku, Embun dan Rindu"

0


Buku, Embun dan Rindu


Buku


Dari buku aku banyak belajar tentang hidup karena aku terbiasa dirumah.
Terkurung
Sepi
Hening
dan hanya buku yang menemaniku, hanya buku yang membuka mataku agar aku tak buta hidup.
Juga dari buku aku belajar banyak hal tentang keindahan dunia ini.
Aku bisa bebas pergi kemanapun kumau hanya lewat buku.
Tapi buku juga mengajarkan,
Tentang kesadaran diri ini bahwa keindahan dunia hanya sesaat dan hanya akhirat yang abadi.
kau tahu ?
Manusia itu seperti sebuah Buku .
Cover depan adalah Tanggal Lahir ,
Cover belakang adalah Tanggal Kematian .
Tiap Halamannya , adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa yang kita lakukan .
Apapun yang sudah tertulis dalam buku itu,
Tidak akan bisa di'Edit' lagi .
Tapi seburuk apapun halaman sebelumnya,
Selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih , baru dan tidak tergores .
Sama dengan hidup kita ,
Seburuk apapun masalalu ,
ALLAH selalu menyediakan hari yang baru untuk kita .
Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yang baik dalam hidup kita setiap hari.


Embun

Aku penyuka embun
Embun pagi memang tak seindah senja dan pelangi namun kesejukannya selalu menenangkan hati.
Bukankah yang kau cari adalah ketenangan.
Embun pagi menyadarkanku banyak hal
Embun pagi ketenangan.
Embun pagi kesejukan.
Embun pagi awal semangat.
Embun pagi rasa syukur.
Dan yang hanya bisa menikmati embun pagi hanyalah orang-orang yang merindukan surga-Nya
Karena embun pagi hadir kala Subuh menyapa.
Perlahan kilauan embun jatuh diantara dedaunan.
Keelokan basah embun menarik semua pemilik jiwa disetiap helaian daun itu.
Ia tebarkan aroma ketentraman.
Embun pagi aku selalu rindu kesejukannya, ketenangannya dan kenyamanannya.
Embun pagipun menyadarkan bahwa ia tetap setia walau akan mengering kala mentari mulai menyapa.


Rindu

Ah rasanya begitu sensitif menuliskan tentang rindu
Terbawa perasaan
Rindu perasaan yang belum terpulangkan pada pemiliknya.
Kapan kau pulang duhai rindu.
Rindu itu jauh kata mereka.
karena jika tidak jauh ia tak akan merasakan rindu
Tak jauh... aku berkata..
Ia bersamaku dalam waktu yang sama.
ada embun yang menemaniku dan ada tumpukan buku yang setia juga pasti ada Do'a dalam rindu.
Rindu tak pantas disebut saling berjauhan ataupun terpisah jarak.
Karena Do'a yang selalu ada menyatukan kita berdua.
Jauh bagi mereka, bagiku dekat adanya.

Yah ini aku Witri Penyuka Buku, Embun dan Rindu.
mungkin nanti akan kutuliskan lagi setelah kata Rindu
mungkinkah kamu yang masih belum kutemukan jawabannya .
kamu yang nantinya menjawab rindu dengan membaca setiap halaman-halaman buku ditemani kesejukan sang embun pagi.


0 komentar:

Post a Comment